Ayat Renungan: Wahyu 3: 16 – “Jadi karena engkau suam-suam kuku, dan tidak dingin atau panas, Aku akan memuntahkan engkau dari mulut-Ku.”
Saudara yang dikasihi Tuhan, Anda mungkin pernah memakan bubur namun dalam kondisi tidak panas dan juga tidak dingin. Jadi boleh dikatakan seperti suam-suam kuku. Pastinya kita akan lebih suka dengan bubur yang panas atau kita taruh di dalam kulkas supaya buburnya dingin sekalian. Karena bubur yang suam-suam kuku hanya akan membuat kita sedikit mual.
Saudara, tahukah bahwa Tuhan sendiri menyampaikan bagaimana kondisi suam-suam kuku ini juga bisa terjadi di tengah gereja-Nya. Gereja bisa saja hanya mengikuti status quo dan tidak lagi punya semangat yang membara untuk melayani Tuhan.
Di Wahyu 3: 16, Tuhan menyampaikan sikap tentang kondisi gereja yang suam-suam kuku yaitu “Jadi karena engkau suam-suam kuku, dan tidak dingin atau panas, Aku akan memuntahkan engkau dari mulut-Ku.” Karena itu Dia mau supaya kita memperhatikan orang-orang di sekitar kita dengan penuh kasih, bukannya malah tidak peduli atau abai saja. Dia menghendaki agar hidup kita produktif. Artinya kita perlu meninggalkan zona nyaman kita sendiri, memilih untuk menikmati hidup kita sendiri dan acuh.
Tahukah Anda bahwa iblis tidak perlu bekerja keras untuk menghancurkan hidup kita. Dia hanya butuh menyediakan zona nyaman bagi kita sehingga kita merasa bahwa segala sesuatunya baik-baik saja.
Dalam kisahnya, Daud adalah salah satu korban dari kenyamanan. Rasa nyaman membuat dia jatuh dalam dosa. Setelah berperang, dia memilih bersantai di istana raja, hingga akhirnya pikiran jahat menguasai dirinya dan membuatnya jatuh dalam dosa.
Saat kita keluar dari zona Allah dan memilih untuk hidup di tengah zona nyaman kita sendiri, biasanya kita akan kehilangan arah seperti Daud. Di masa-masa ini, kita juga ditawarkan begitu banyak kenyamanan hidup. Tapi kita perlu menyadari bahwa Tuhan mau pakai hidup kita untuk selalu membara untuk melakukan kehendak Tuhan. Kita betul-betul harus punya semangat untuk bertindak dan membawa lebih banyak jiwa bagi kerajaan Allah.
Jika sampai hari ini kita masih diberi kehidupan, mari gunakan waktu ini dengan baik untuk menangkan jiwa bagi Tuhan. Jangan izinkan hati, roh dan pikiran yang suam-suam kuku menguasai kita.
Hari ini mari merefleksikan bagaimana kondisi kita saat ini. Apakah kita sedang suam-suam kuku? Mari aplikasikan pesan dari Wahyu 3: 14-22, dimanakah posisi kita? Lalu apa tindakan dan komitmen yang bisa dilakukan untuk menumbuhkan semangat untuk memenangkan jiwa?
Selamat berproses menjadi pribadi yang mengasihi Tuhan dan umat-Nya.
Hak cipta devotional Maria Kaesmetan